SENI BUDAYA KABUPATEN TULUNGAGUNG

0 komentar

Memandang Kabupaten Tulungagung sekilas merupakan daerah terpencil yang tidak bergaung di tingkat nasional, tetapi dibalik itu Kabupaten Tulungagung sebenarnya adalah daerah yang menyimpan pesona keindahan alam yang apik dan pantas untuk dinikmati.




MANTEN KUCING



di Tulungagung terdapat tradisi yang unik yaitu "Manten Kucing",dimana manten kucing ini menikah selayaknya orang-orang pada umumnya adat ini sangatlah penting bagi penduduk tulungagung. Karena kucing bagi penduduk tulungagung merupakan hewan yang dikeramatkan.








TIBAN


Ritual Tiban adalah tari sakral untuk mendatangkan hujan. Di masyarakat pendukungnya, tetesan darah akibat permainan tiban adalah lambang perjuangan yang gigih dalam mencari air, utamanya guyuran hujan yang mutlak diperlukan petani di sawah ladang. Ritual tiban biasanya dilaksanakan di musim kemarau.









JARANAN

Di Kabupaten Tulungagung terdapat beberapa kesenian budaya yang sangat terkenal yaitu jaranan ada beberapa macam jaranan antara lain:jaranan campursari,jaranan senterewe,jaranan pegon,jaranan jawa.











REOG GENDANG

selain di ponorogo di tulungagung juga tedapat reog, perbedaannya terletak pada alat yang dipakai dimana reog tulungagung menggunakan gendang untuk irama musiknya selain juga untuk sarana penari.











JEMPARING

di Tulungagung juga ada kesenian "JEMPARING AGUNG", kesenian ini hampir sama dengan olah raga memanah.di dalam kesenian jemparing ini orang yang memanah dilakukan dengan cara duduk.














KENTRUNG

Satu-satunya cerita tutur yang khas di Tulungagung dapat kita nikmati dengan melihat pagelaran kentrung. Kentrung dimainkan oleh dua orang, terdiri dari dalang merangkap instrumen gendang dan satu pengrawit merangkap pendukung dalang memainkan instrumen ketipung dan terbang. Satu-satunya kentrung yang masih eksis di Tulungagung adalah Kentrung ja'imah yang beralamat di dukuh Patik desa Batangsaren kecamatan Kauman.





WARANGGANA
Lelanggen Beksa/Tayub Tulungagung berpotensi sebagai sarana pergaulan yang merakyat dan aktual. Di dalamnya terdapat nilai adiluhung "tata krama" dalam pergaulan masyarakat jawa. hampir setiap hari pada bulan baik untuk hajatan di daerah pinggiran tulungagung dapat kita nikmati lelangen beksa/tayub

Alun - Alun Tulungagung

0 komentar


Sekilas Tentang Alun - Alun Tulungagung

Alun - alun Tulungagung terletak di jantung kota Kabupaten Tulungagung, tepatnya di depan Kantor DPRD Tulungagung. Alun - alun berada Tulungagung berada di Jl. R. A. Kartini. Kawasan alun - alun dikelilingi oleh gedung - gedung penting.
• Di sebelah barat alun - alun terdapat Masjid AL Munawar dan Kantor Pos Tulungagung.
• Di sebelah selatan terdapat Hotel Gajah Mas.
• Di sebelah timur terdapat gedung DPRD, RKPD (Radio Komunitas Pendidikan Daerah). Dan TK Dharma Wanita 01.
• Di sebelah utara terdapat Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bangsa, Gedung Balai Rakyat, Gedung STAI Diponegoro, dan TK Batik.
Luas kawasan alun – alun kurang lebih sekitar 1 km persegi, dan berbentuk bundar. Kawasan alun – alun dulunnya adalah sumber air di Tulungagung. Berapa puluh tahun yang lalu Tulungagung juga terkena musibah banjir banding. Tetapi dengan dibangunnya Terowongan Niama yang berada di Kecamatan Besuki, akhirnya sampai sekarang Tulungagung menjadi daratan seperti sekarang ini. Terowongan Niama dibangun pada masa penjajahan Jepang dengan menjebol gunung yang ada di daerah tersebut. Dan akhirnya, banjir yang sekian lama melanda Tulungagung dapat teratasi.
Kerindangan Tanaman
Setelah kita melakukan observasi beberapa jenis tanaman di alun - alun Tulungagung, kita dapat menyimpulkan bahwa di sana terdapat berbagai jenis tanaman. Tanaman - tanaman tersebut seperti pohon beringin, beberapa jenis rumput, dan tanaman - tanaman hias. Tumbuhan yang berupa perindang mempunyai diameter kurang lebih antara 0,75 meter sampai dengan 1 meter. Sedangkan tanaman hias tumbuh dengan lebat dan subur.
Di sampan itu, juga terlihat Petugas PUPPW yang sedang menata beberapa tanaman. Selain itu, ada beberapa petugas yang sedang membersihkan daun - daun jatuh berguguran dan rumput - rumput liar. Ada beberpa tanaman yang sengaja dibentuk menyerupai suasana alam sehingga suasana di alun - auln tampak lebih alami.








Jalan 1 Arah
Rute jalan R. A Kartini yang berada di sekitar alun - alun dibuat satu arah. Peraturan ini sudah lama dijalankan dan sudah tercantum dalam PERDA ( Peraturan Daerah ) Tulungagung, tetapi sebagian kecil dari masyarakat luas ada juga yang belum mematuhi peraturan ini. Padahal di sekitar jalan tersebut sudah dilengkapi dengan rambu – rambu lalu lintas.











Fasilitas yang Terdapat di Alun - Alun
1. MCK
2. Tempat Duduk
3. Tempat Parkir
4. Temoat Sampah
5. Sarana Refleksi Batu Pijat
6. Internet Gratis.
7. Dll

Kecamatan Sedang Sebagai Kawasan Agropolitan

0 komentar

Agropolitan pada dasarnya sebuah gerakan untuk kembali membangun desa. Desa yang baik idealnya harus bisa menjadi suatu tempat yang nyaman, bermartabat dan mensejahterakan masyarakatnya. Jangan beranggapan desa yang maju itu harus menjadi kota. Akan tetapi menjadikan desa itu menjadi tempat yang layak. Sebenarnya hal inilah yang melahirkan ide agropolitan.
Konsep agrpolitan ini basisnya pada membangun fungsi kota pertanian dalam artian luas. Dimana pertanian itu tidak dilihat dari sisi bercocok tanam dan mencangkul saja.
Di dalam kawasan agropolitan harus terdapat sektor industri, jasa, pariwisata, dan sebagainya, namun basisnya pertanian dalam arti yang luas.
Demikian Juga Kabupaten Tulungagung melalui Program Pembangunan Tahun 2008 melalui :“Program Peningkatan Kesejahteraan petani melalui Pembangunan Kawasan Agropolitan”
Maka dipilihlah Kecamatan Sendang sebagai Kawasan Agropolitan dengan Potensi Unggulan Utama Peternakan Sapi Perah sebanyak 6.897 ekor dengan Produksi susu 26.500 liter/hari. Potensi unggulan pendukung buah-buahan mulai dari manggis, durian, rambutan. Dan juga potensi dari sayur-sayuran seperti wortel, sawi, buncis, bawang putih, kacang panjang.

Sejarah Tulungagung

0 komentar

Tulungagung adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Tulungagung dibatasi oleh Kabupaten Blitar di sebelah timur, Kabupaten Trenggalek disebelah barat, Kabupaten Kediri di sebelah utara dan Samudra Hindia di sebelah selatan. Secara administratif, Kabupaten Tulungagung terbagi dalam 19 kecamatan, 257 desa, dan 14 kelurahan. Kecamatan tersebut adalah Bandung, Besuki, Boyolangu, Campurdarat, Gondang, Kalidawir, Karangrejo, Kauman, Kedungwaru, Ngantru, Ngunut, Pagerwojo, Pakel, Pucanglaban, Rejotangan, Sendang, Sumbergempol, Tanggung Gunung, Tulungagung.

Dahulu kala Tulungagung terkenal dengan daerah rawa-rawa, yang lebih dikenal dengan nama Bonorowo/ngrowo (rowo=rawa). Bekas rawa-rawa tersebut kini menjadi wilayah kecamatan Campurdarat, Boyolangu, Pakel, Besuki, Bandung, Gondang. Dalam prasasti Lawadan,terletak di sekitar Desa Wates Kecamatan Campurdarat, yang dikeluarkan pada Jum’at Pahing 18 Nopember 1205 disebutkan bahwa Raja Daha yang terakhir yaitu Sri Kretajaya merasa berkenan atas kesetiaan

warga Thani Lawadan terhadap raja ketika terjadi serangan musuh dari sebelah timur Daha. Tanggal tersebut kemudian digunakan sebagai hari jadi tulungagung. Pada Prasasti Lawadan dijelaskan juga tentang anugrah Raja Kertajaya berupa pembebasan dari berbagai pungutan pajak dan penerimaan berbagai hak istimewa kepada DWAN RI LAWADAN TKEN WISAYA, atau dikenal dalam cerita sebagai DANDANG GENDHIS. Di jaman majapahit, Bonorowo dipimpin oleh seorang Adipati yang bernama adipati kalang. Adipati kalang tidak mau tunduk pada kekuasaan majapahit, yang berujung pada invasi mojopahit ke bonorowo. Adipati kalang dan pengikutnya yang berjuang dengan gagah berani akhirnya tewas dalam pertempuran didaerah yang sekarang disebut kalangbret dikecamatan Kauman.
Di Jaman penjajahan jepang, tulungagung dijadikan base pertahanan jepang untuk menangkal serangan sekutu dari australia serta sebagai benteng pertahanan terakhir untuk menghadapi serangan dari arah utara. Pada masa itu ratusan ribu romusa dikerahkan untuk mengeringkan rawa-rawa tulungagung membuangnya ke pantai selatan dengan membuat terowongan air menembus dasar gunung Tanggul, salah satu gunung dari rangkaian pegunungan yang melindungi Tulungagung dari dasyatnya ombak pantai selatan, yang terkenal dengan sebutan terowongan ni yama. Terowongan tersebut sekarang dijadikan PLTA Tulungagungung.

Tempat Bersejarah di Tulungagung

0 komentar


TULUNGAGUNG - Tempat bersejarah, yaitu rumah penyimpanan pusaka Kiai Upas Baru Klinting, senjata peninggalan kerajaan Mataram Islam yang bertempat di Jalan Panglima Sudirman Gg VI No 02 RT 03 RW 01 Kelurahan Kepatihan Kec/Kab Tulungagung berencana dijual oleh ahli warisnya.

Pewaris hendak menawarkan tanah dan bangunan seluas 2171 m2 yang terdiri dari satu rumah induk, satu pavilyun, rumah abdi dalem dan dapur itu dengan nominal harga sekitar Rp 1 miliar.

Pengakuan ini disampaikan Raden Mas (RM) Indronoto (57) salah seorang ahli waris yang menempati dalem kanjengan, begitu biasa masyarakat Kota marmer Tulungagung menyebutnya.

Menurut priyayi jawa ini, harga tawar yang disampaikannya, mengacu pada Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP). "Kalau sesuai NJOP-nya, setiap meternya Rp 285 ribu. Total NJOP sebagai dasar pembayaran Pajak Bumi Bangunan (PBB) sebesar Rp 923.235.000. Dan saya sebagai ahli waris berencana menjualnya dengan harga segitu hingga Rp 1 miliar," ujarnya, Senin (18/7/2008).

Keinginan melego peninggalan Pringgokusumo, mantan Bupati Tulungagung ke tujuh ini mencuat secara tak sengaja saat Indronoto menemui sejumlah pegawai Dinas Pariwisata Pemprov Jawa Timur yang bertamu ke dalem kanjengan. "Namun sebenarnya saya sudah lama menyimpan gagasan ini, "ungkapnya.

Sekedar diketahui, dalem kanjengan merupakan salah satu tempat bersejarah di Kabupaten Tulungagung yang berkaitan langsung dengan sejarah pemerintahan dan kekuasaan di Tulungagung. Sebab, di dalem kanjengan yang ditempati mulai tahun 1991 ini, tersimpan sebilah pusaka kraton Mataram yang bernama tombak Kiai Upas (lidah) Baru Klinting.

Pusaka Kiai Upas merupakan cikal bakal berdirinya Kabupaten Tulungagung yang berdasar sejarah sebelumnya daerah bawahan kerajaan Mataram. Menyitir salah satu versi sejarah, tombak Kiai Upas berasal dari potongan lidah keturunan salah satu raja Kerajaan Mataram Islam yang bernama Ki Ageng Mangir.

Legenda yang berkembang di masyarakat, putra raja ini berwujud seekor ular. Karena dorongan keinginan bertemu sang ayah, ular penjelmaan ini harus merelakan lidahnya dipotong. Tombak Kiai Upas ini diyakini menjadi semacam pusaka setiap Bupati Tulungagung. Setiap bulan Suro, penanggalan Jawa, Bupati melakukan ritual siraman Kiai Upas di Dalem Kanjengan. Dan ini menjadi wisata religi yang menarik ratusan bahkan ribuan anggota masyarakat. Tidak hanya di Tulungagung, tapi juga dari masyarakat yang berada di daerah eks Karsidenan Kediri.

Indronoto mengemukakan, faktor kelangsungan nasib pusaka Kiai Upas sebagai alasan mendasar dirinya berniat menjual dalem kanjengan tersebut. Sedangkan faktor lainya adalah mengenai persoalan beban biaya perawatan, termasuk pembayaran rutin pajak tahunan (PBB) serta ongkos air dan listrik.

Menurut ayah dari Gerry Restianto Sih Kusuma (11), selama ini dirinyalah yang menanggung seluruh beban perawatan. Sedangkan kebutuhan lainnya dibantu Pemkab Tulungagung, khususnya saat acara siraman kiai upas.

"Misalnya tahun 2007 lalu, untuk acara siraman Kiai Upas, kami mendapat bantuan dari pemkab sebesar Rp 20 juta. Bantuan ini memang diberikan pada saat ada momen dimana sebelumnya kami menyampaikan proposal. Sedangkan biaya perawatan rutin lainya, murni dari kantong pribadi saya. Hanya saja saya tidak pernah merincinya. Yang paling mudah dilihat adalah biaya listrik yang habis Rp 200 ribu/bulan, "terangnya.

Demi sebuah uri-uri (pelestarian) peninggalan sejarah itulah, Indronoto hanya akan menjual kepada pemerintah, yang dalam hal ini Pemkab Tulungagung. Sebab menurut dia hanya pemerintah yang sanggup untuk menjaga kelangsungan pusaka tersebut saat dirinya dipanggil Yang Maha Kuasa.

"Saya tidak akan menawarkan bangunan bersejarah ini kepada pemilik modal atau perseorangan. Saya hanya akan menawarkan kepada pemerintah . Dengan harapan kanjeng kiai upas tetap berada di tempatnya, tidak berpindah-pindah," pungkasnya. (Solichan Arif/Sindo/uky)




Source:
http://news.ohkezone.com/index.php/ReadStory/2008/08/18/1/137839/tempat-bersejarah-di-tulungagung-dijual-rp1-m

Keunggulan Pesona Pantai Indah Popoh

0 komentar

Pantai Indah Popoh (PIP) adalah Pantai alam berbentuk Teluk (Pantai Teluk) di pesisir Laut Selatan (Samudra Indonesia) yang mempunyai pesona dan kekhasan tersendiri dan kondisi ini jarang ditemui di daerah - daerah pantai lainnya sehingga memberi rasa nyaman, aman, dan rasa rindu untuk datang kembali berwisata bagi para wisatawan. Kekhasan pesona PIP antara lain :
• Udara / angin yang khas
PIP berada di antara perbukitan pantai teluk (menjorok masuk ke daratan) sehingga angin laut yang datang tidak secara langsung masuk tetapi diterima perbukitan yang mengirimkan angin gunung.
• Gelombang laut pantai tenang
Karena geografis posisi pantai masuk ke dalam, maka pengaruh gelombang Laut Selatan yang terkenal ganas menjadi lembut dan tenang. Kondisi ini memungkinkan bagi para wisatawan untuk bercengkerama dan berwisata sepanjang Pantai Indah Popoh dengan aman tanpa terusik ganas dan bahayanya ombak laut selatan.
• Gardu pandang
Agar para wisatawan dapat menikmati ganas, dan indahnya ombak Laut Selatan, disediakan tempat peristirahatan untuk menyaksikan dan menikmati ombak tersebut dengan aman dan nyaman serta bersih.







• Khasiat air laut
Bagi kebanyakan orang percaya bahwa air laut cukup berkhasiat. Khususnya air laut yang diyakini dari Laut Selatan tempat peristirahatan Nyi Roro Kidul.Hal ini dengan dibangunnya Palereman Nyai Roro Kidul diarea Padhepokan Retjo Sewu. Legenda dan spiritual yang demikian, banyak para wisatawan yang datang untuk segera berbasuh muka dengan air laut. Khasiatnya antara lain : panjang umur, awet muda, mudah mendapatkan keuntungan, sehat, rukun dalam keluarga.
• Goa alam
Tidak semua pantai Laut Selatan mempunyai goa alam, Goa Alam yang memberi kepuasan bagi para wisatawan dapat langsung menyentuh dan menikmati ganas dan indahnya Samudra Indonesia secara bebas sekaligus dapat menikmati secara dekat atraksi-atraksi ikan paus bercengkerama di tengah laut Selatan.


FASILITAS TAMAN PANTAI INDAH POPOH (PIP)

Areal Parkir
Dengan luas ± 3.78 m² , areal parkir sangat memungkinkan menampung kendaraan / mobil cukup banyak, memberi kemudahan, kenyamanan, dan keamanan serta kelancaran saat masuk dan keluar dari Taman Wisata Pantai Indah Popoh.
Pendopo Agung
Dengan luas ± 49 m², Pendopo Agung sangat tepat sebagai sarana tempat penyelenggaraan acara Resepsi, Seminar / Rapat didukung dengan perangkat sound system yang lengkap. Dengan bentuk joglo terbuka, para peserta seminar / para penggunaan Pendopo Agung dapat menyelenggarakan acara sambil menikmati suasana Pantai Indah Popoh
secara langsung dan bebas serta nyaman.

Panggung Kesenian Terbuka
Dengan luas ± 140 m², panggung kesenian sangat tepat sebagai sarana tempat penyelenggaraan acara-acara baik tradisionil dan modern secara optimal.

Arena / Taman Bermain Anak-anak
Dengan fasilitas yang cukup representatif, akrab dengan dunia anak-anak dalam areal yang cukup luas, memberikan kebebasan, kenyamanan, kebahagiaan yang tepat bagi anak-anak dan keluarga.
Villa
Dengan jumlah ± 11 buah villa, 37 buah kamar yang luas, dilengkapi kamar mandi air tawar diambil dari sumber air
alam yang segar, bersih, dan asri serta menghadap langsung ke laut, sangat tepat sebagai tempat peristirahatan bagi keluarga.

Rumah Makan
3 buah rumah makan / restaurant besar yang sehat dan bersih, menyajikan aneka menu khas Pantai Indah Popoh dan masakan Indonesia sangat sesuai dengan selera para wisatawan
Kios Souvenir dan Asesoris
Deretan kios souveir yang lengkap, tampak bersih dan indah, menyediakan aneka souvenir khas Pantai Indah Popoh dan Tulungagung yang unik dan menarik, sangat tepat sebagai buah tangan dan kenang-kenangan bagi para wisatawan.
Warung Telekomunikasi
Seiring dengan kebutuhan untuk lebih memperlancar dan mempercepat komunikasi, disediakan sarana dan prasarana fasilitas komunikasi yang representatif, lengkap dan nyaman.
• Setiap Hari Minggu, dengan acara : Pentas Musik dan Joget Dangdut dan Artis-artis Safari Jawa timur maupun Nasional.
Bekerjasama dengan Dewan Kesenian Kab. Tulungagung.
• 1 Januari : Tahun Baru Masehi
Dengan acara : Pagelaran Musik dan Lawak Akbar
• 1 Muharam : Tahun Baru Hijriyah
Dengan acara : Labuh sesaji, Tiban Api, dll
• Maulud Nabi Muhammad SAW
Dengan acara : Bucengan (BUceng Lanang, Buceng Wadon, Hadrah)
: Pagelaran MUsik dan Joget Dangdut, dll
• 25 Desember : Natal
Dengan acaara : Pagelaran Kentrung Modern







Source :
http://www.petra.ac.id/eastjava/cities/tulungag/tourobj/unggul.htm
http://www.petra.ac.id/eastjava/cities/tulungag/tourobj/fasilitas.htm
http://www.petra.ac.id/eastjava/cities/tulungag/tourobj/jadwal.htm

Pesona Marmer Tulungagung

0 komentar




Tulungagung merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Timur, Tulungagung mempunyai banyak julukan, antara lain : KOTA MARMER, KOTA INGANDAYA (Industri, Pangan, dan Budaya), KOTA BERSINAR, dan KOTA NGROWO.
Sehingga saat ini biasa disebut sebagai "KOTA MARMER TULUNGAGUNG BERSINAR, KOTA MANDIRI, JAWA TIMUR YANG GUYUB RUKUN "
Potensi yang ada di kab. Tulungagung terutama tentang kerajinan marmer yang notabene termasuk dalam seni rupa 3 dimensi. Serta menjadi icon/land mark/ciri khas kota Tulungagung yang selama ini identik dengan KOTA MARMER dari segi arsitektural
kalau bukan karena ada batu Marmernya, mungkin tidak banyak yang kenal dengan desa Besole dan desa Gamping yang terletak di kecamatan Campur Darat, kabupaten Tulungagung. Desa ini baru akan terlihat oleh orang luar bila ada wisatawan yang berkunjung ke pantai Popoh, pantai selatan yang terkenal dengan ombak Nyi Roro Kidulnya. Namun sejak meningkatnya industri kerajinan Marmer di kedua desa tersebut, nama Besole dan Gamping tidak hanya dikenal di tingkat propinsi, tapi sudah keluar sampai ke manca negara. Negara-negara seperti Jepang, Korea, Jerman merupakan negara terbesar untuk pemasaran hasil industri marmer ini.

Sayangnya dari sekian banyak pengrajin marmer yang ada di sana, hanya sebagian besar tidak memiliki ijin dari PT. Perhutani. Perusahaan yeng menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk mengawasan daerah ini. Padahal mayoritas penduduk desa ini menggantungkan hidupnya dari marmer.

Batu Marmer dan Onix memang telah mengubah masyarakat desa ini. Total tidak kurang dari 9.500 orang yang menggantungkan hidupnya dari gunung marmer Besole ini, mereka tidak hanya dari kabupaten Tulungagung tetapi juga dari luar seperti Trenggalek, Blitar, Pacitan dan daerah sekitarnya.
Untuk menghasilkan produk kerajinan batu marmer atau onix ternyata bahan bakunya tidak hanya berasal dari Tulungagung. Misalnya bahan baku yang digunakan para pengrajin di Desa Gamping sebagian besar dibeli di Bawean, Gresik. Harga batu jenis onix adalah Rp 160.000/ton. Sedangkan batu marmer hasil Gunung Marmer Besole lebih murah, Rp 100.000/ton. Sedangkan bahan untuk mengkilapkan dan melicinkan batu adalah kertas mafeli buatan Italia atau sejenis kertas pasir, yang mudah diperoleh di Surabaya bahkan di Tulungangung. Harga kertas ukuran 5 cm x 20 cm ini sekitar Rp 26.000, bahkan cuma Rp 14.000/kg dalam bentuk bubuk. Pengrajin sekarang cenderung menggunakan bubuk pelicin, karena dianggap lebih praktis.



HARGA SANGAT TERJANGKAU

Harga hasil kerajinan warga Gamping yang sudah go international ini paling murah Rp 500, yang berbentuk sebutir telur. Rata-rata setiap bulan, setiap pengrajin bisa memproduksi berbagai jenis barang senilai paling sedikit Rp 1 juta. Bahkan ada juga yang penghasilannya mencapai Rp 10 juta per bulan.
Barang dari bahan batu onix lebih disukai konsumen karena warnanya bisa bening, kekuning-kuningan, krem, atau bergarisgaris seperti akar pohon. Batu ini kesannya seperti batu-batu alam yang belum disentuh teknologi, sehingga kelihatan antik.
Marmer buatan penduduk dijual ke berbagai kota di Indonesia baik berupa blok maupun bubuk (mill) atau teraso (kepala tegel) untuk campuran semen.

Sayangnya dari sekian banyak pengrajin marmer yang ada di sana, hanya sebagian besar tidak memiliki ijin dari PT. Perhutani. Perusahaan yeng menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk mengawasan daerah ini. Padahal mayoritas penduduk desa ini menggantungkan hidupnya dari marmer.
Sebenarnya sejak tahun 1983 PT Perhutani menetapkan bahwa penggali batu marmer di daerah tersebut harus memiliki Surat Izin Pertambangan Daerah (SIPD). Namun hinggi kini ijin yang keluar baru untuk PT Industri Marmer Indonesia (IMI), perusahaan inipun hanya bertahan hingga tahun 1994, sekarang sudah bangkrut dan ijinnya dialihkan pe PT Dwitunggal Marmer Indah (DMI). DMI memiliki lahan 17 hektar di kawasan itu. Dari luas itu, hanya enam hektar yang mendapat SIPD dari PT Perhutani untuk dimanfaatkan potensinya. Sedangkan sisanya merupakan kompleks perumahan karyawan dan pabrik serta sarana penunjang.
Kini di desa Besole ini terdapat ratusan mesin penghancur batu dan pembuat marmer berbentuk balok atau bubuk. Jika pabrik besar mampu memproduksi mamer ukuran 2 meter x 3 meter, warga biasanya hanya memproduksi marmer berukuran kecil dan sedang. Ukurannya kira-kira 40 cm x 40 cm dengan ketebalan 2 cm seharga Rp 7.000 - Rp 8.000 perlembar. Persoalannya adalah bisakah mereka bertahan dengan kondisi sekarang.

Jajanan Khas Tulungagung Masuk Rekor Muri

0 komentar


Tulungagung kembali memperoleh penghargaan dari MURI, kali ini penghargaan yang didapatkan adalah dari makanan khas Tulungagung yakni Cenil yang diwujudkan dalam bentuk penyuguhan cenil terpanjang hingga 852 meter. Kegiatan yang dipusatkan di Desa Gedangsewu pada Minggu 2 Desember 2007 sekitar pukul 09.00 wib ini, menarik minat warga untuk menyaksikan, pasalnya kegiatan yang dipersiapkan sejak sabtu, 1 Desember 2007 jam 4 sore ini menghabiskan 1 ton tepung tapioka , 1000 buah kelapa, serta 50 Kg Gula merah dan dibuat oleh pekerja sebanyak 500 orang


Rekor Cenil terpanjang yakni 852 meter ini menurut Ketua panitia Budi Sujarwo adalah dalam rangka memperingati hari lahirnya Kabupaten Tulungagung yang ke 802 tahun 2007, disamping itu kegiatan ini dimaksudkan juga untuk memperkenalkan kepada warga masyarakat luas bahwa makanan Cenil adalah produksi asli warga Tulungagung yang keberadaannya bisa diperkenalkan sebagai produk unggulan Kabupaten Tulungagung guna menarik wisata unggulan khususnya bidang jajanan daerah.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung Drs. Eko Handayanto, MM melalui Kasi Nilai Tradisi dan Penghayat Kepercayaan Sri Wahyuni, BA mengatakan bahwa yang membuat jajanan cenil ini dikerjakan oleh 500 orang warga se 16 RT yang ada di Desa Gedangsewu Kecamatan Boyolangu, yang masing - masing RT pembuatannya dijatah 9 meter.
Terkait dengan kegiatan ini Kepala Desa Gedangsewu Sunarto mengatakan dirinya selaku Kepala Desa mengucapkan terima kasih kepada warga desanya yang telah banyak membantu panitia sehingga acara tersebut bisa terwujud dengan baik , dia juga mengigatkan kepada para warganya untuk selalu Guyub dan Rukun dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di desa sehingga pembangunan desa yang selama ini berjalan bisa terus ditingkatkan.
Bupati Tulungagung Ir Heru Tjahjono, MM dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada warga masyarakat khususnya Desa Gedangsewu yang telah banyak membantu terselenggaranya acara tersebut. Disamping itu Bupati juga mengatakan mudah mudahan dengan prestasi yang diperoleh kali ini menjadikan semangat Tulungagung di tahun yang akan datang lebih baik dari tahun ini.
Untuk diketahui bahwa penyerahan rekor MURI kali ini dari Museum Rekor Indonesia dalam penyerahannya dilakukan oleh Sri Widayati dan diserahkan kepada Panitia kegiatan , dan para sponsor yaitu MPM Motor, Radar Tulungagung. dengan nomor pencatatan yaitu 2895/R.Muri/12 R / 2007 yaitu Prestasi Pemkab atas pembuatan cenil terpanjang yaitu 852 meter dari 802 meter yang diusulkan. ( PDE )